Semakin Aman, Semakin Tidak Nyaman! [part 2]

Bismillah.
Saudaraku, kemarin aku sempat menuturkan kepadamu tentang keamanan. Keamanan secara global tentunya. Bukan hanya keamanan jaringan ataupun keamanan data, tetapi juga keamanan keamanan yang lainnya. Yang kemarin saya beri judul “Semakin Aman, Semakin tidak nyaman!”. Walaupun memang tidak semuanya seperti itu, ada juga yang aman dan nyaman. Contohnya? Saya belum sempat berfikit untuk membuat contoh aman dan nyaman. Mungkin kawan bisa memberikan contohnya?
Baik, kemarin contoh keamanan diakhirat. Sedikit mereview terkait contoh yang banyak dikomentari adalah isbal. Nah... ya, saya sendiri me-“monggo”-kan mau isbal atau tidak. Toh memiliki dasar dan pemahaman yang berbeda. Kapasitas saya hanyalah mengingatkan saja sebagai saudara seiman. ~karena kita saudara~ kata anak anak ski fmipa uns. Sedikit saran di bab ini adalah, kita akan lebih aman dari ancaman ini dan ini ketika tidak melakukan isbal. Ya kan? insyaAlloh untuk yang satu ini saya memilih amannya saja, yaitu tidak melakukan isbal. Karena terhindar dari ancaman::
“Dari Abu Dzar bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Ada tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dan bagi mereka adzab yang pedih. Rasulullah menyebutkan tiga golongan tersebut berulang-ulang sebanyak tiga kali, Abu Dzar berkata : "Merugilah mereka! Siapakah mereka wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab : "Orang yang suka memanjangkan pakaiannya, yang suka mengungkit-ungkit pemberian dan orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu." [Hadits Riwayat Muslim 106, Abu Dawud 4087, Nasa'i 4455, Darimi 2608. Lihat
Irwa': 900]
Dan
“Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi bersabda : "APA SAJA YANG DI BAWAH KEDUA MATA KAKI DI DALAM NERAKA." [Hadits Riwayat Bukhari 5797, Ibnu Majah 3573, Ahmad 2/96]
Yang keduanya adalah hadits shohih. Paling tidak bisa dianggap shohih (keluaran imam bukhori juga muslim) ^_^
Tetapi memang saya sendiri memiliki pemahaman yang mungkin berbeda dengan beberapa kawan disini ataupun di tempat lain. Yaitu permasalahan yang menurut saya, saya belum bisa termasuk ke dalam yang mengedepankan keamanan. Masalah yang sering digembar gemborkan oleh salah satu sahabat saya yang sekarang saya sudah diRemove dari list teman facebooknya. Ya mungkin karena saya memang kurang ajar dan tidak sepaham dengan dia. Tetapi saya sudah mengajukan permintaan maaf dan permintaan pertemanan ulang di facebook, namun sampai saat ini belum di accept. Atau mungkin malah di ignore karena mungkin beliau merasakan ketidak nyamanan berteman dengan saya di facebook. Saya berharap, peRemovean ini bukan sarana untuk memutus tali silaturahmi. Karena setahu saya, tidak pernah rasulullah mengajarkan untuk memutus tali silaturahmi. bahkan sebaliknya. Eh, kok malah curcol sih. Ya, semoga teman tidak bosan. hal yang saya maksudkan itu adalah masalah haramnya gambar makhluk hidup. Yang beliau memilih amannya dengan menghindari betul betul, sedangkan saya sendiri masih sering bermain main disana karena akal saya yang teramat nakal ini. Untuk masalah gambar, saudara saya yang saya ceritakan tadi mengharamkan segala jenis gambar makhluk hidup. Entah itu gambar hasil fotografi ataupun gambar buatan tangan. Tetapi saya masih merasa bahwa foto bukanlah hal yang haram. Ya, memang berhati hati agar lebih aman adalah yang utama. Tetapi kiranya teman mau mendengarkan apa yang ada di kepala saya, syukur syukur teman bisa meluruskan pemikiran pemikiran saya yang mungkin mengarah ke pemikiran liberal. Semoga saya dan kawan selalu dijaga oleh-Nya, untuk senantiasa berbuat dengan apa apa yang telah diperintahkan Alloh dan dicontohkan oleh rasulnya. Ini juga sebagai bayar janji saya kepada seseorang, ~yang mungkin orangnya sudah lupa~ dulu saya pernah menjanjikan akan menulis terkait pandangan saya mengenai gambar makhluk hidup kepadanya -janji asal-. Jika tidak sependapat, tak perlulah kalian menyebut saya ahlu hawa (seperti panggilan saudara saya yang meremove saya itu). Kiranya Cukup mengingatkan dengan seruan yang baik.
terkait Gambar makhluk hidup,
Saya tidak menafikan keharaman menggambar makhluk hidup. Dan sama sekali saya tidak pernah mengutak atik keharaman gambar makhluk hidup. Karena saya tidak bisa menafikan hadits :
Pertama :
Dari Ibnu Mas’ud Radiyallahu ‘anhu, ia berkata (yang artinya): Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : “Sesungguhnya manusia yang paling keras disiksa di hari Kiamat adalah para tukang gambar (mereka yang meniru ciptaan Allah)”. (Shahihain – yakni dalam dua kitab Shahih Bukhari dan Muslim atau biasa disebut muttafaqun ‘alaihi, red)
Kedua :
Dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda (yang artinya): “(Sesungguhnya kami para) Malikat tidak masuk rumah yang didalamnya ada anjing dan gambar” (HR Bukhari & Muslim, dengan lafadz Muslim).
Ketiga :
Dari Abi al Hayyaj Al Asadi, ia berkata : Ali mengatakan pada saya : Maukah kamu saya utus kepada apa yang saya pernah diutus oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam : yaitu “JANGAN KAU TINGGALKAN SATU GAMBARPUN, MELAINKAN KAMU HAPUSKAN DIA dan tidak ada satu kuburpun yang menonjol melainkan kau ratakan dia.” (HR Muslim).
Dan masih banyak lagi. Sumber :: http://muslimahbelajar.wordpress.com/2010/03/08/dalil-syar%E2%80%99i-tentang-haramnya-gambar-makhluk-hidup/
Dan saya sama sekali tidak menentang hadits hadits diatas. mungkin sahabat saya itu menganggap saya menentang hadits ini lantaran saya membedakan antara gambar dengan fotografi. Tetapi saya menilai bahwa FOTOGRAFI itu adalah sesuatu yang berbeda dengan yang namanya menggambar makhluk hidup ataupun semacamnya. Lantas apa perbedaan gambar dan foto? Menurut saya ada beberapa :
Gambar :
1. Tidak selalu sama dengan aslinya
2. Bisa hasil imaginasi
3. Selalu Ada
FOTO :
1. Selalu sama dengan Aslinya
2. Pasti Nyata, bukan hasil imaginasi
3. Tidak selalu ada
Pada hakikatnya, memfoto dengan sebuah kamera hanyalah memindahkan bayangan saja. Tidak membuat dari awal seperti halnya menggambar. Bayanggan juga ciptaan Alloh kan? Kita hanya menyimpan bayangan kita saja, tidak ada imaginasi, dan tidak ada kreasi disana karena hasilnya selalu sama dengan adanya kita. Tidak mungkin ketika saya difoto setelah dilihat ternyata yang keluar fotonya orang lain kan? Apalagi untuk foto digital, foto (bayangan) tidak selalu ada. Dan hanya ada ketika di-load saja. Dia(foto) hanya berupa deretan bit bit angka 10101010 yang sangat panjang dan sama sekali tidak mirip dengan gambar (IT banget) ketika berada dalam memory. Sama ketika kawan berada di depan cermin. Bayangan kalian hanya ada jika dan hanya jika kalian berada di depan cermin, dan hilang ketika kalian tidak di depan cermin kan? Ya begitulah, sama halnya dengan me-load sebuah foto digital ke layar komputer (gambar hanya ada ketika di load). Kalau mau disimpulkan ada setidaknya 3 hal mendasar yang saya fahami, yang terkait dengan ketiga hadits diatas.
Pertama :
Terkait dengan hadits pertama, yaitu cara pembuatan foto dan hasil dari foto adalah berbeda dengan gambar yang dimaksud dalam hadits. Karena tadi sudah saya katakan bahwa memfoto adalah memindahkan bayangan saja. Apalagi kalau foto digital, hanya memindahkan (menyimpan) bayangan dalam bentuk data yang sama sekali tidak mirip dengan gambar.
Kedua :
Kalau masalah malaikat tidak mau masuk ke rumah yang ada gambar. Saya rasa memang kita harus lebih berhati hati dengan tidak memajang foto kita di dinding2 rumah. Paling tidak dengan tidak memasang gambar di rumah, kita bisa lebih aman dari yang satu ini. Walau dirumah saya masih ada foto ayah dan ibu saya yang ada di dalam kamar ibu saya. Kemudian untuk foto digital atau foto di facebook bagaimana? Ya saya rasa tidak masalah dengan alasan yang sudah saya kemukakan tadi.
Ketiga :
Untuk “jangan kau tinggalkan satu gambarpun, melainkan kamu hapuskan dia”, kalau foto digital sudah saya jelaskan tadi. Bahwa sebenarnya ketika foto itu jika tidak di “load”, foto itu akan tetap dalam keadaan berupa bit bit data yang tidak tampak seperti gambar oleh manusia. Ketika kita tidak me-load atau menutup file foto yang kita akses. Berarti kita tidak meninggalkan satupun gambar bukan. Sesuai dengan hadits ini (setidaknya saya rasa begitu). Lagipula, media yang digunakan untuk merepresentasikan foto digital adalah cahaya, yang mirip dengan cermin yang memantulkan cahaya, walaupun intensitas dan pencahayaan mungkin berbeda dengan ketika diambilnya foto tersebut.
Pasti ada yang berfikir :: arief kie lagi ngakali hadits... Tidak! Sama sekali tidak. Saya hanya mengungkapkan pandangan saya, bahkan di dalam al quran banyak sekali ayat ayat yang bunyinya “... Apakah kalian tidak sama berfikir?” atau “...adalah tanda tanda bagi orang yang berfikir.” Yang mengisyaratkan kita untuk benar benar menggunakan akal kita. Tidak hanya sekedar taklid buta saja. Orang orang yang mengharamkan gambar secara mutlak seharusnya tidak menggunakan KTP ataupun SIM. Karena pada keduanya ada foto mereka. Udah tau itu haram masa masih dipakai juga? Toh tanpa KTP dan SIM dia masih bisa hidup? Dan saya rasa bukan termasuk perkara dhorurot.
karena pemahaman saya akan perbedaan gambar dan foto(grafi) ini, saya masih belum bisa masuk ke daerah aman, yaitu mengharamkan foto sebagai bagian dari pengharaman gambar makhluk hidup. Kalau bisa meyamakan foto(grafi) dengan gambar yang dimaksudkan rasulullah, ya saya katakan :: “Lebih AMAN!!” Walau mungkin tidak nyaman. ( tidak nyaman karena dimana mana ada gambar/foto makhluk hidup seperti pada KTP, SIM, uang TV, Internet dsb)
waAllohualam
semoga bisa sedikit melunturkan cinta seseorang kepadaku. Tahu nggak, dulu aku pernah naksir ukhti2 berjilbab lebar + aktivis ~Osis, Rohis, Paskibra(PCM)~ + cantik + pinter (dulu waktu kelas 3 SMA ~j beling2e~) dan rasa itu luntur begitu saja setelah melihat beliau berjabat tangan dengan pak kep sek yang setahuku bukan mahromnya. Kok bisa? Aku juga heran kok bisa...?? bukan hilang ding, tapi berkurang. :-)
Benar kata siti nurhaliza ::
Cintaku bukan di atas kertas
Cintaku getaran yang sama
Tak perlu di paksa
Tak perlu di cari
Kerna ku yakin ada jawabnya...
Nantikan tulisanku selanjutnya, ==> tentang cinta ^_^
Saudaraku, kemarin aku sempat menuturkan kepadamu tentang keamanan. Keamanan secara global tentunya. Bukan hanya keamanan jaringan ataupun keamanan data, tetapi juga keamanan keamanan yang lainnya. Yang kemarin saya beri judul “Semakin Aman, Semakin tidak nyaman!”. Walaupun memang tidak semuanya seperti itu, ada juga yang aman dan nyaman. Contohnya? Saya belum sempat berfikit untuk membuat contoh aman dan nyaman. Mungkin kawan bisa memberikan contohnya?
Baik, kemarin contoh keamanan diakhirat. Sedikit mereview terkait contoh yang banyak dikomentari adalah isbal. Nah... ya, saya sendiri me-“monggo”-kan mau isbal atau tidak. Toh memiliki dasar dan pemahaman yang berbeda. Kapasitas saya hanyalah mengingatkan saja sebagai saudara seiman. ~karena kita saudara~ kata anak anak ski fmipa uns. Sedikit saran di bab ini adalah, kita akan lebih aman dari ancaman ini dan ini ketika tidak melakukan isbal. Ya kan? insyaAlloh untuk yang satu ini saya memilih amannya saja, yaitu tidak melakukan isbal. Karena terhindar dari ancaman::
“Dari Abu Dzar bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Ada tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dan bagi mereka adzab yang pedih. Rasulullah menyebutkan tiga golongan tersebut berulang-ulang sebanyak tiga kali, Abu Dzar berkata : "Merugilah mereka! Siapakah mereka wahai Rasulullah?" Rasulullah menjawab : "Orang yang suka memanjangkan pakaiannya, yang suka mengungkit-ungkit pemberian dan orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu." [Hadits Riwayat Muslim 106, Abu Dawud 4087, Nasa'i 4455, Darimi 2608. Lihat
Irwa': 900]
Dan
“Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi bersabda : "APA SAJA YANG DI BAWAH KEDUA MATA KAKI DI DALAM NERAKA." [Hadits Riwayat Bukhari 5797, Ibnu Majah 3573, Ahmad 2/96]
Yang keduanya adalah hadits shohih. Paling tidak bisa dianggap shohih (keluaran imam bukhori juga muslim) ^_^
Tetapi memang saya sendiri memiliki pemahaman yang mungkin berbeda dengan beberapa kawan disini ataupun di tempat lain. Yaitu permasalahan yang menurut saya, saya belum bisa termasuk ke dalam yang mengedepankan keamanan. Masalah yang sering digembar gemborkan oleh salah satu sahabat saya yang sekarang saya sudah diRemove dari list teman facebooknya. Ya mungkin karena saya memang kurang ajar dan tidak sepaham dengan dia. Tetapi saya sudah mengajukan permintaan maaf dan permintaan pertemanan ulang di facebook, namun sampai saat ini belum di accept. Atau mungkin malah di ignore karena mungkin beliau merasakan ketidak nyamanan berteman dengan saya di facebook. Saya berharap, peRemovean ini bukan sarana untuk memutus tali silaturahmi. Karena setahu saya, tidak pernah rasulullah mengajarkan untuk memutus tali silaturahmi. bahkan sebaliknya. Eh, kok malah curcol sih. Ya, semoga teman tidak bosan. hal yang saya maksudkan itu adalah masalah haramnya gambar makhluk hidup. Yang beliau memilih amannya dengan menghindari betul betul, sedangkan saya sendiri masih sering bermain main disana karena akal saya yang teramat nakal ini. Untuk masalah gambar, saudara saya yang saya ceritakan tadi mengharamkan segala jenis gambar makhluk hidup. Entah itu gambar hasil fotografi ataupun gambar buatan tangan. Tetapi saya masih merasa bahwa foto bukanlah hal yang haram. Ya, memang berhati hati agar lebih aman adalah yang utama. Tetapi kiranya teman mau mendengarkan apa yang ada di kepala saya, syukur syukur teman bisa meluruskan pemikiran pemikiran saya yang mungkin mengarah ke pemikiran liberal. Semoga saya dan kawan selalu dijaga oleh-Nya, untuk senantiasa berbuat dengan apa apa yang telah diperintahkan Alloh dan dicontohkan oleh rasulnya. Ini juga sebagai bayar janji saya kepada seseorang, ~yang mungkin orangnya sudah lupa~ dulu saya pernah menjanjikan akan menulis terkait pandangan saya mengenai gambar makhluk hidup kepadanya -janji asal-. Jika tidak sependapat, tak perlulah kalian menyebut saya ahlu hawa (seperti panggilan saudara saya yang meremove saya itu). Kiranya Cukup mengingatkan dengan seruan yang baik.
terkait Gambar makhluk hidup,
Saya tidak menafikan keharaman menggambar makhluk hidup. Dan sama sekali saya tidak pernah mengutak atik keharaman gambar makhluk hidup. Karena saya tidak bisa menafikan hadits :
Pertama :
Dari Ibnu Mas’ud Radiyallahu ‘anhu, ia berkata (yang artinya): Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda : “Sesungguhnya manusia yang paling keras disiksa di hari Kiamat adalah para tukang gambar (mereka yang meniru ciptaan Allah)”. (Shahihain – yakni dalam dua kitab Shahih Bukhari dan Muslim atau biasa disebut muttafaqun ‘alaihi, red)
Kedua :
Dari Ibnu Abbas Radiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda (yang artinya): “(Sesungguhnya kami para) Malikat tidak masuk rumah yang didalamnya ada anjing dan gambar” (HR Bukhari & Muslim, dengan lafadz Muslim).
Ketiga :
Dari Abi al Hayyaj Al Asadi, ia berkata : Ali mengatakan pada saya : Maukah kamu saya utus kepada apa yang saya pernah diutus oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam : yaitu “JANGAN KAU TINGGALKAN SATU GAMBARPUN, MELAINKAN KAMU HAPUSKAN DIA dan tidak ada satu kuburpun yang menonjol melainkan kau ratakan dia.” (HR Muslim).
Dan masih banyak lagi. Sumber :: http://muslimahbelajar.wordpress.com/2010/03/08/dalil-syar%E2%80%99i-tentang-haramnya-gambar-makhluk-hidup/
Dan saya sama sekali tidak menentang hadits hadits diatas. mungkin sahabat saya itu menganggap saya menentang hadits ini lantaran saya membedakan antara gambar dengan fotografi. Tetapi saya menilai bahwa FOTOGRAFI itu adalah sesuatu yang berbeda dengan yang namanya menggambar makhluk hidup ataupun semacamnya. Lantas apa perbedaan gambar dan foto? Menurut saya ada beberapa :
Gambar :
1. Tidak selalu sama dengan aslinya
2. Bisa hasil imaginasi
3. Selalu Ada
FOTO :
1. Selalu sama dengan Aslinya
2. Pasti Nyata, bukan hasil imaginasi
3. Tidak selalu ada
Pada hakikatnya, memfoto dengan sebuah kamera hanyalah memindahkan bayangan saja. Tidak membuat dari awal seperti halnya menggambar. Bayanggan juga ciptaan Alloh kan? Kita hanya menyimpan bayangan kita saja, tidak ada imaginasi, dan tidak ada kreasi disana karena hasilnya selalu sama dengan adanya kita. Tidak mungkin ketika saya difoto setelah dilihat ternyata yang keluar fotonya orang lain kan? Apalagi untuk foto digital, foto (bayangan) tidak selalu ada. Dan hanya ada ketika di-load saja. Dia(foto) hanya berupa deretan bit bit angka 10101010 yang sangat panjang dan sama sekali tidak mirip dengan gambar (IT banget) ketika berada dalam memory. Sama ketika kawan berada di depan cermin. Bayangan kalian hanya ada jika dan hanya jika kalian berada di depan cermin, dan hilang ketika kalian tidak di depan cermin kan? Ya begitulah, sama halnya dengan me-load sebuah foto digital ke layar komputer (gambar hanya ada ketika di load). Kalau mau disimpulkan ada setidaknya 3 hal mendasar yang saya fahami, yang terkait dengan ketiga hadits diatas.
Pertama :
Terkait dengan hadits pertama, yaitu cara pembuatan foto dan hasil dari foto adalah berbeda dengan gambar yang dimaksud dalam hadits. Karena tadi sudah saya katakan bahwa memfoto adalah memindahkan bayangan saja. Apalagi kalau foto digital, hanya memindahkan (menyimpan) bayangan dalam bentuk data yang sama sekali tidak mirip dengan gambar.
Kedua :
Kalau masalah malaikat tidak mau masuk ke rumah yang ada gambar. Saya rasa memang kita harus lebih berhati hati dengan tidak memajang foto kita di dinding2 rumah. Paling tidak dengan tidak memasang gambar di rumah, kita bisa lebih aman dari yang satu ini. Walau dirumah saya masih ada foto ayah dan ibu saya yang ada di dalam kamar ibu saya. Kemudian untuk foto digital atau foto di facebook bagaimana? Ya saya rasa tidak masalah dengan alasan yang sudah saya kemukakan tadi.
Ketiga :
Untuk “jangan kau tinggalkan satu gambarpun, melainkan kamu hapuskan dia”, kalau foto digital sudah saya jelaskan tadi. Bahwa sebenarnya ketika foto itu jika tidak di “load”, foto itu akan tetap dalam keadaan berupa bit bit data yang tidak tampak seperti gambar oleh manusia. Ketika kita tidak me-load atau menutup file foto yang kita akses. Berarti kita tidak meninggalkan satupun gambar bukan. Sesuai dengan hadits ini (setidaknya saya rasa begitu). Lagipula, media yang digunakan untuk merepresentasikan foto digital adalah cahaya, yang mirip dengan cermin yang memantulkan cahaya, walaupun intensitas dan pencahayaan mungkin berbeda dengan ketika diambilnya foto tersebut.
Pasti ada yang berfikir :: arief kie lagi ngakali hadits... Tidak! Sama sekali tidak. Saya hanya mengungkapkan pandangan saya, bahkan di dalam al quran banyak sekali ayat ayat yang bunyinya “... Apakah kalian tidak sama berfikir?” atau “...adalah tanda tanda bagi orang yang berfikir.” Yang mengisyaratkan kita untuk benar benar menggunakan akal kita. Tidak hanya sekedar taklid buta saja. Orang orang yang mengharamkan gambar secara mutlak seharusnya tidak menggunakan KTP ataupun SIM. Karena pada keduanya ada foto mereka. Udah tau itu haram masa masih dipakai juga? Toh tanpa KTP dan SIM dia masih bisa hidup? Dan saya rasa bukan termasuk perkara dhorurot.
karena pemahaman saya akan perbedaan gambar dan foto(grafi) ini, saya masih belum bisa masuk ke daerah aman, yaitu mengharamkan foto sebagai bagian dari pengharaman gambar makhluk hidup. Kalau bisa meyamakan foto(grafi) dengan gambar yang dimaksudkan rasulullah, ya saya katakan :: “Lebih AMAN!!” Walau mungkin tidak nyaman. ( tidak nyaman karena dimana mana ada gambar/foto makhluk hidup seperti pada KTP, SIM, uang TV, Internet dsb)
waAllohualam
semoga bisa sedikit melunturkan cinta seseorang kepadaku. Tahu nggak, dulu aku pernah naksir ukhti2 berjilbab lebar + aktivis ~Osis, Rohis, Paskibra(PCM)~ + cantik + pinter (dulu waktu kelas 3 SMA ~j beling2e~) dan rasa itu luntur begitu saja setelah melihat beliau berjabat tangan dengan pak kep sek yang setahuku bukan mahromnya. Kok bisa? Aku juga heran kok bisa...?? bukan hilang ding, tapi berkurang. :-)
Benar kata siti nurhaliza ::
Cintaku bukan di atas kertas
Cintaku getaran yang sama
Tak perlu di paksa
Tak perlu di cari
Kerna ku yakin ada jawabnya...
Nantikan tulisanku selanjutnya, ==> tentang cinta ^_^
Semakin Aman, Semakin Tidak Nyaman! [part 2]
Reviewed by Arief Adi NUgroho
on
7/21/2010 11:28:00 AM
Rating: