Rihlah Ruhiah


Assalamu’alaykum… apa kabar hari ini saudaraku? Masih tetap luar biasa kan? Alhamdulillah kalo’ gitu…

Sob, ana mo cerita agenda hari ini, “RIhlah Ruhiyah” di Student Center (SC) yang tadi pagi saya ikuti, semoga ada ibroh yang bisa diambil…

Tadi padi, 07 maret jam 09.00 saya datang ke SC untuk mengikuti acara rihlah ruhiyah. Kajian dengan tema “sholih revolusioner” dengan pembicara ustandz Wiranto (Donsen JST saya) dan ustadz Abdul Hakim direkturnya Ar-Rayyan (nama pesantren mahasiswa saya).

BAD HABBIT!!
Pertama, Seperti biasa acara yang digelar molor dari undangan. Sebenarnya undangannya jam 8:00 tapi ternyata jam 9 lebih baru dimulai. Untung saya sudah sering menghadapi situasi seperti ini, makanya jam 8:50an saya baru sampai di SC. Dan ternyata perhitungan saya benar. Acara belum dimulai ketika saya datang! Nah lo… kok arief malah gak ON TIME? Katanya arief itu orangnya ON TIME? Ya sebetulnya saya juga igin ON TIME, tapi dengan track record acara yang seperti itu, (dan entah kapan bisa ON TIME dimulai pas undangan) saya jadi males datang ON TIME jam undangan. Karena jam undangan banyak menipu! Ketika saya disana yang saya dapati paling hanya jagongan sama teman ngalor ngidul nggak berisi. Mending baca buku diluar… ya, harapan saya sih… gimana menciptakan image kegiatan yang tidak molor pembukaannya… dan itu adalah PR kita bersama. Sebenarnya saya juga salah dalam konteks ini, karena datang tidak tepat pada waktu undangan. Tapi kesalahan fatal yang lain adalah mind set anak uns yang seperti itu. Ah… undangan jam 8 paling mulai juga jam 9… sudah umum disini! Benar benar BAD HABBIT!! Semoga penyakit kronis ini dapat tersembuhkan dari diri saya dan juga teman teman di UNS.

Kedua, anak MIPA memang selalu sa’ami’na wa atha’na. setiap dikasih undangan yo wis datang tanpa melihat undangan. Cuma dilihat hari apa waktunya kapan trus dimana. Nggak nggagas yang lain. Yang penting datang. Eh, saya ralat. Bukan anak mipa ding! Saya, yen anak mipa mengko akhwat akhwat mipa ndak do protes. Ya begitulah… walhasil datang dengan baju yang beda dari dresscode yang diminta panitia. Baju putih, atau koko putih..
Karena saya tidak nggagas itu undangan, akhirnya yo saya datang saja dengan PDnya memakai koko warna hijau muda, muda apa tua ya? Saya lupa. Sing jelas ijo pupus. Juga beberapa ikhwan dari mipa tampak tidak mengenakan dresscode putih. Jadi saya gabung sama mereka duduk di bagian timur shaf ke tiga dari depan. Ya. Anak anak mipa disana. Wis ra seragam… suk meneh yen ono undangan dibaca baik baik ya… InsyaAllah…

Pooling JUJUR!
Ketika memasuki SC saya registrasi dengan membayar uang Rp.2000,- murah ya? Disana saya diberi air minum kemasan DZAKYA dan Arem Arem. Alhamdulillah sebagai ganjal perut. Tapi ada tambahan selain dua benda itu. Yaitu Kertas Pooling… yang isi 5 pertanyaan terakhir dari pooling tersebut adalah sebagai berikut :


1. Apakah anda tahu jam malam di UNS? (ya/tidak)
2. Apakah ada sudah ghadul bashar menjaga pandangan? (ya/belum)
3. Apakah Anda membicarakan akhwat? (sering,kadang-kadang,tidak pernah)
4. Apakah Anda Pernah Bersimpatik pada Akhwat tertentu? (YA/TIDAK)
5. Apakah Anda membicarakan Akhwat Tersebut? (Sering,Kadang-kadang,tidak pernah)
6. Alasannya(no4)? (Benci,Kagum,Tidak Tahu)

Dan jawaban saya dari nomor 1 sampai 4 gini beserta keterangannya :
1. Ya! (udah dikasih tau, entah siapa dulu yang ngasih tahu saya lupa… hehe yang jelas bukan dari liqo)


2. Belum! (Karena yo, sebenarnya sudah mencoba. Tapi ya kadang masih khilaf ngerti akhwat dengan jilbabnya yang berkibar indah kaya bendera merah putih pas upacara hari senin, hadoh… angelnya menjaga pandangan. Eh, gampang ding, hanya tinggal mengalihkan pandangan doang masa’ susah? Yang susah adalah menjaga hati setelah pandangan pertama! Itu, makanya saya tidak berani bilang kalau saya ini sudah gadhul bashar! Kalau berusaha untuk itu insyaAllah sudah kok, semoga Allah memudahkan. Eh, akhwat yang lebih ngerti mana yang ikhwan gahul bashar atau enggak kan? Sstt… rahasia…)


3. Sering! (ini dulu, ketika masih di SMA, ndak akhwat ndak ikhwit sering tak gosipin sama teman teman se gank. Kalau sekarang mungkin frekwensinya sangat sedikit, paling kalo Cuma lagi bercanda sama temen temen. Jadi saya jawab kalo sekarang ya “kadang kadang”)


4. YA! (Ibu saya, kakak-kakak saya, saya bersimpatik dengan mereka. Kalau dari kalangan bukan mahrom ya pernah juga. Dulu pas SMA! Lah beliauna ditrima PMDK di UI po ra edan!!!)


5. Sering! (Dulu sering banget! Malah setiap ketemu si kukuh obrolannya ya dia. Kok bisa ya pinter gitu? Kok bisa ya jaim gitu? Kok bisa ya… kok bisa ya… kok bisa ya…???) saiki semua sudah berpisah dan berubah… dan dirikupun berubah. Kukuh ya ra neng uns, yen Ketemu kukuh ya frekuensi untuk membicatakan dia jadi berkurang dari Sering menjadi kadang kadang, itupun sekarang saya jarang ketemu si kukuh). Tapi memang breaking the habbit itu susah. Ya do’akan sajafrekwensi yang kadang kadang ini berkurang menjadi tidak pernah! Amin…


6. Kagum, Salut! (ya gitu deh… nek saya bilang yo yen karo mbah putriku ra kalah ayu… heheh… trus ya itu, juga pintere minta ampun… marai ngiri :-( )

Inilah refleksi dari Arief Adi. Sedikit, udah menggambarkan seperti apa saya belum ya… yah, mungkin saya hanyalah seorang laki laki yang di black list plus mendapat predikat “ikhwan genit”. Tapi ndak tau juga dari mana orang memandang.

NASYID AL-BANNA
Sebelum acara inti ada Nasyid Al-Banna. Dari ekonomi kalo gak salah. Subhanallah… keren euy… lumayan, timbang sains voiceku hehehe… salah satu personilnya adalah akh sugeng kalo gak salah, wah… saya jadi malu ini. Tapi ndak pa pa. itu adalah salah satu motor. Cihui… naek motor numpang gratis… hahaha… keep nulis…
=========
Habis itu saya mendadak terserang HIV (Hasrat Ingin Vivis). Jadi harus meinggalkan ruangan untuk ke kamar mandi. Pas saya ke kamar mandi katanya sih ada puisi oleh akh amron. Jadi melewatkan moment yang satu ini… :-(
=========

USTADZ WIRANTO
Subhanallah… setiap pak wir berbicara kok rasanya saya yang tidak punya atensi menjadi langsung mak sumringah… tapi yen lagi JST saya yo ndak mudeng mudeng kie piye jal?

Beliau menyampaikan, beberapa hal, simpel. Tapi mengena. Seperti “Jika anda mengikuti sebuah kegiatan tanpa pemahaman, bisa jadi penyesalan yang akan anda dapatkan” tidak persis seperti ini sih. Tapi garis besarnya seperti itu. Dan memang benar adanya. Itulah yang beliau sampaikan pertama kali, dengan sedikit menggambarkan bahwa sebenarnya anda itu bisa mudik hari ini sampai hari senin besok. Tapi anda sekarang? Subhanallah…

Beliau juga menyampaikan, “menjadi Aktivis dakwah itu pilihan, dan pengorbanan di dalamnya adalah suatu keniscayaan.” Karena Dakwah ini butuh pengorbanan. Beliau menyampaikan dengan basah dan menyenangkan. Dan memang kalau seorang aktivis dakwah tidak memiliki pemahaman tentang apa yang dia lakukan. Yang terjadi tidak lain dan tidak bukan adalah kekecewaan dan keletihan semata. Tidak lebih…

Beliau juga menyampaikan ketika kita bergabung dengan lembaga dakwah atau apapun bahkan kuliah, jangan setengah setengah! Karena kalau setengah setengah hasilnya juga akan setengah setengah. Tidak baik! Jadi pada saat bergabung dalam lembaga dakwah ini, kita harus benar benar totalitas didalamnya! Totalitas untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Tapi tentu saja dengan porsi yang sesuai. Karena tidak baik juga mengabaikan salah satunya (dakwah, kuliah). Totalitas BOS!!

Juga berpesan agar tidak makan di malam hari. Karena akan menyebabkan ngantuk, susah bangun dan akhirnya tidak produktif. Kalau makan di malam hari itu risikonya jadi susah bangun untuk qiyamullail. Padahal kita butuh qiyamul lail!! Sebuah amalan tidak akan tergantikan oleh amalan yang lain. Seperti sholat tidak akan tergantikan dengan memperbanyak zakat. Ataupun puasa tidak akan dapat tergantikan dengan shodaqoh dan sebagainya. Karena itu… hendaknya lakukan menurut PORSINYA! Agar bisa memanajamen dengan baik dan menghasilkan hasil yang maksimal. Subhanallah…

Pak Dosen saya tercinta ini memberikan materi yang menurut saya sungguh luar biasa! Dari cara penyampaiannya sampai cara mengusai audiens benar benar keren…
Bahkan beliau tau kalau saya ada disana. Walah, malah jadi objek, tapi Alhamdulillah juga, saya senang karena merasa diperhatikan :-). Pas bab totalitas malah beliau menyinggung VMJ yang teman saya tanya kepada beliau, juga menyinggung blog ini!! Blognya mas arief yang alamatnya rada… (teman teman yang sudah tahu langsung gerr…) untukcalonistriku ya mas… yang lain jadi ikutan grr… saya Cuma malu malau kucing heheh… yah, biasane kalo’ di kelas yang kena si deni. Kok waktu itu saya yang kena hahaha… no problemo. Lah kui mbak ita wis comment di shout sebelum artikel ini ditulis :-P.

Sudah lah… Pak wir… I love You so much…

USTADZ ABDUL HAKIM
Beliau adalah direktur Ar-Rayyan. Ustadz saya di Ar-rayyan. Beliau lebih fokus dalam menyampaikan “sholih revolusioner” sebuah jargon yang mencoba di internalisasi teman teman di kampus uns. Seorang sholih yang revolusioner! Sempat ada rasa waw dengan jargon ini. Tapi memang wah kok. Coba semua muslim memiliki pemikiran untuk merevolusi keadaan di indonesia. Pasti keren hasilnya! Tapi tentu saja didasari oleh ruhiyah yang dekat dengan Allah rabbul izzati.

Beliau menggambarkan bahwa islam ini sebenarnya penuh dengan revolusi! Bisa dikatakan revolusi, contohnya adalah Rasulullah yang hanya 22tahun 22 pekan 22 hari dapat membawa ISLAM di tengah tengah manusia. Dan sampai sekarang saya berada di dalamnya! Subhanallah… hanya dalam 22 tahun perubahan yang amat besar dilakukan Rasulullah SAW. Membawa manusia dari kegelapan menuju cahaya.

Beliau juga menyampaikan Tips Tips untuk menjadi mahasiswa sholih revolusioner, salah satunya adalah berusaha untuk kreatif dan inofatif. Menciptakan seuatu yang baru. Ya… itulah yang sulit. Inofasi! Sesuatu yang baru yang lebih baik. Bukan bid’ah. Maksude yo sing masih berkenaan dengan dakwah dan gerakan kita sebagai aktivis dakwah. Geto…

Dan masih banyak tips tips yang tidak sempat saya tuliskan. Hehe… sudah malem nih, belum nggarap tugas. Jadi yo… maklum ya :-)

PUISI
To the point ya, di akhir ada puisi, ini sebelum pembacaan hasil pooling JUJUR. Jujur puisinya bagus… tapi sayang… saya tidak suka! Afwan, bukan apa apa, hanya saja masalah isi yang tersurat itu menyeru kepada Allah, alias berDo’a! tapi, mbengok mbengok ra karu karuan. Ya emang improvisasinya baik. Tapi saya tidak suka saja ada seorang hamba (walau tidak sebenarnya atau hanya dalam puisi) yang berteriak kepada Tuhannya. Bukankah kita diperintahkan untuk membaikkan/melembutkan perkataan?

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas (Al-A’raf:55)

Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. (Al-A’raf:205)

Mungkin puisinya khilaf…. Atau khusnudzonnya memang saya belum memahami akan hal ini. Afwan jiddan.


PENUTUP
Di sebelum penutup ada cerita keren. Yang intinya dapat saya ambil adalah dakwah yang PALSU. Sok mau dakwah sama ikhwit tapi caranya berkhalwat, alias Cuma berduaan. Ya, menurut saya memang si pemuda ahli ibadah abid, sudah salah ketika menjawab “YA” dari permintaan seorang wanita untuk bertemu berdua saja. Kalau anda bagaimana?

Juga pembacaan hasil pooling yang cukup mengejutkan. Dan survey insyaAllah akurat. Bahwa >77% ikhwan pernah merasa simpatik terhadap akhwat! kui wat,wat... akhwat… hati hati wae… banyak buaya di uns ini... termasuk saya :-)




Rihlah Ruhiah Rihlah Ruhiah Reviewed by Arief Adi NUgroho on 3/07/2009 08:37:00 PM Rating: 5
© untuk calon istriku. Diberdayakan oleh Blogger.